Matamela Cyril Ramaphosa Sebut PBB Harus Jadi Organisasi Responsif Terhadap Tantangan Zaman

NEW YORK, LELEMUKU.COM – Presiden Afrika Selatan Matamela Cyril Ramaphosa  membuka debat umum Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80 pada Selasa (23/9/2025), dengan pidato yang menekankan refleksi atas pencapaian 80 tahun PBB dan rencana membangun organisasi yang lebih responsif terhadap tantangan global seperti konflik, ketidaksetaraan, dan perubahan iklim.

Pidato Ramaphosa, disiarkan langsung dari Markas PBB di New York, menyatakan bahwa "PBB pada usia 80 tahun memaksa kita merefleksikan pencapaian kolektif kita, dan merancang jalan ke depan untuk membangun organisasi yang mampu merespons tantangan zaman kita".

Dalam pidatonya, Ramaphosa memperingatkan bahwa dunia menghadapi krisis saling terkait, dengan PBB perlu reformasi untuk perkuat peran dalam perdamaian, pembangunan, dan hak asasi manusia, sambil tekankan solidaritas global untuk atasi isu mendesak.

Ia juga mengangkat isu regional Afrika, termasuk integrasi ekonomi dan hak asasi manusia, sebagai bagian dari upaya global untuk stabilitas dan pembangunan berkelanjutan.

Pidato ini bagian dari debat umum ke-80 yang bertema "Better Together: 80 years and more for peace, development and human rights", di mana 193 negara anggota PBB berkumpul untuk diskusikan isu dengan jangkauan luas berdasarkan Piagam PBB.

Ramaphosa tiba di New York pada 21 September untuk ikuti sesi ini, yang berlangsung hingga 27 September dan 29 September, sebagai kesempatan bagi kepala negara bahas solusi tantangan saling terkait demi perdamaian, keamanan, dan pembangunan berkelanjutan.

Sebagai organ pembuat kebijakan utama PBB yang didirikan 1945, Majelis Umum beri forum setara bagi setiap anggota. (evu)