Bandara Frans Kaisiepo Biak : Dari Pangkalan Jepang di Perang Dunia II Hingga Ikon Penerbangan Papua
BIAK, LELEMUKU.COM – Bandara Frans Kaisiepo di Biak, Papua, bukan hanya gerbang udara utama wilayah timur Indonesia, tapi juga saksi bisu sejarah perjuangan bangsa. Dibangun pada 1943 oleh Jepang sebagai pangkalan militer selama Perang Dunia II.
Bandara yang dulunya bernama Mokmer Airport ini menjadi pusat penerbangan strategis Belanda dan perjuangan pembebasan Irian Barat, sebelum berganti nama pada 1984 untuk menghormati pahlawan nasional Frans Kaisiepo, gubernur keempat Papua.
Sejarah bandara ini bermula di tengah gejolak Perang Pasifik. Jepang mendirikan lapangan terbang di Ambroben, Biak, pada 1943 untuk mendukung mobilitas tentara dan logistik, dengan landasan pacu sepanjang 3.000 meter yang selesai dibangun tahun itu juga.
Saat itu, Biak menjadi medan pertempuran sengit antara Sekutu dan Jepang, dengan bandara ini sebagai aset krusial yang ditangkap pasukan AS pada Mei 1944. Peninggalan perang seperti landasan pacu beton masih digunakan hingga kini, menjadikannya salah satu bandara tertua di Indonesia yang beroperasi penuh.
Pada masa kolonial Belanda, bandara ini berkembang menjadi pusat penerbangan utama di Indonesia timur, mendukung operasi VOC dan perdagangan rempah. Saat pembebasan Irian Barat pada 1962, fasilitas ini memainkan peran vital sebagai basis logistik Tentara Nasional Indonesia (TNI), memfasilitasi pendaratan pasukan dan evakuasi sipil di tengah konflik dengan Belanda.
Setelah integrasi Papua ke NKRI pada 1969, bandara terus berkembang, dengan perluasan terminal dan rute internasional seperti ke Hawaii pada 1960-an, menjadikannya bandara terpanjang di Papua dengan landasan 3.050 meter yang mampu layani pesawat besar.
Pada 25 September 1984, bandara Mokmer resmi berganti nama menjadi Bandara Frans Kaisiepo, menghormati tokoh pergerakan Papua Frans Kaisiepo (1921-1979) yang berjuang untuk integrasi wilayahnya ke Indonesia.
Meski status internasionalnya sempat diturunkan pada 2024 karena faktor operasional, bandara ini tetap vital bagi pariwisata Biak Numfor, dengan rute baru seperti penerbangan perdana Airnorth Darwin-Biak pada 28 September 2025 yang membawa wisatawan asing.
Saat ini, di bawah pengelolaan PT Angkasa Pura I, bandara ini terus dimodernisasi untuk dukung konektivitas Papua, sambil melestarikan warisan sejarahnya sebagai simbol ketangguhan bangsa. (evu)
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.
Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri
