Artefak Indonesia Paling Ikonik di Belanda: Dari Patung Prajñāpāramitā hingga Fosil Java Man

Artefak Indonesia Paling Ikonik di Belanda Dari Patung Prajñāpāramitā hingga Fosil Java Man

AMSTERDAM, LELEMUKU.COM – Belanda menyimpan ribuan artefak bersejarah Indonesia yang menjadi saksi bisu era kolonial, dengan beberapa di antaranya menjadi bintang utama di museum-museum ternama. 

Di tengah gelombang restitusi, artefak paling populer seperti patung Prajñāpāramitā dari Kerajaan Singhasari dan fosil Java Man terus menarik perhatian wisatawan dan sejarawan, menjadi wajah kekayaan budaya Nusantara yang kini menjadi simbol rekonsiliasi bilateral.

Salah satu artefak paling ikonik adalah patung Prajñāpāramitā, dewi kebijaksanaan Buddha dari abad ke-13 yang ditemukan di Jawa Timur dan kini dipamerkan di Museum Volkenkunde, Leiden. 

Patung perunggu setinggi 165 cm ini, yang sempat dikembalikan sementara pada 1978 sebagai "proto-repatriasi", melambangkan puncak seni Hindu-Buddha Indonesia dan sering disebut sebagai "Mona Lisa-nya Indonesia" di kalangan kolektor. 

Koleksi Volkenkunde juga menyimpan 335 perhiasan emas dan perak dari Lombok, empat arca Singosari lainnya, serta keris tradisional Bali dari Klungkung, yang merefleksikan perkembangan seni kerajinan abad ke-19.

Tak kalah terkenal, fosil Java Man, tulang tengkorak Homo erectus yang ditemukan oleh Eugene Dubois pada 1891 di Trinil, Jawa Timur, menjadi permata di Tropenmuseum, Amsterdam. 

Fosil ini, bagian dari lebih dari 28.000 spesimen kolonial yang baru saja dikembalikan ke Indonesia, merevolusi pemahaman evolusi manusia dan menjadi salah satu artefak paling dikunjungi di museum tersebut, dengan koleksi keseluruhan mencapai 175.000 benda dari Indonesia. 

Tropenmuseum juga memamerkan patung Buddha batu dari Jawa kuno dan gelang ular berhiaskan permata, yang baru-baru ini dikembalikan sebagai bagian dari kesepakatan restitusi.

Di Rijksmuseum Amsterdam, keris Bali tradisional dan lukisan era kolonial menjadi sorotan, sementara Museum Maluku di Utrecht fokus pada artefak rempah-rempah seperti senjata dan tekstil dari Maluku yang menceritakan perjuangan perdagangan abad ke-17. 

Museum Nusantara di Delft, meski ditutup pada 2013, koleksinya kini menjadi bagian dari Museum Nasional Indonesia, termasuk koin asli dan perhiasan dari kerajaan Badung dan Tabanan yang dijarah pasca-perang puputan.

Upaya pengembalian artefak ini semakin intensif sejak kesepakatan Presiden Prabowo Subianto dengan Raja Willem-Alexander pada September 2025, yang menjanjikan 30 ribu item kembali ke Indonesia.

Presiden Prabowo menyampaikan apresiasi atas itikad baik Belanda untuk mengembalikan warisan budaya tersebut.

“Di Belanda saya diterima sangat baik, dan mereka berkomitmen mengembalikan 30.000 item bersejarah milik Indonesia. Ini langkah penting untuk melestarikan hak kita dan menghormati sejarah bangsa,” ujar Presiden Prabowo setibanya di Jakarta, Sabtu (27/09/2025).

Para ahli menilai ini bukan hanya restitusi, tapi juga jembatan rekonsiliasi, memungkinkan generasi muda Indonesia menghargai warisan yang pernah "hilang". Museum Belanda pun tetap menjadi tujuan wisata budaya, dengan pengunjung naik 15% tahun ini berkat pameran khusus Indonesia. (evu)

Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.


Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Artikel Terkini Lainnya