Anutin Charnvirakul Resmi Terpilih sebagai Perdana Menteri Thailand

Anutin Charnvirakul Resmi Terpilih sebagai Perdana Menteri Thailand

BANGKOK, LELEMUKU.COM – Anutin Charnvirakul, pemimpin Partai Bhumjaithai, resmi terpilih sebagai Perdana Menteri Thailand pada Jumat, 5 September 2025, setelah memenangkan pemungutan suara di parlemen dengan dukungan mayoritas. 

Kemenangan ini mengakhiri kekacauan politik selama sepekan yang dipicu oleh pemecatan Paetongtarn Shinawatra sebagai perdana menteri akibat skandal etik.

Anutin, yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri dan Menteri Dalam Negeri, mengalahkan kandidat dari Partai Pheu Thai, Chaikasem Nitisiri, dengan perolehan lebih dari 247 suara dari 492 anggota parlemen yang aktif. 

Dukungan krusial datang dari Partai Rakyat (People’s Party), partai oposisi terbesar yang memiliki 143 kursi, dengan syarat Anutin berjanji untuk membubarkan parlemen dan mengadakan pemilu dalam waktu empat bulan.

Berusia 58 tahun, Anutin adalah pewaris kekayaan dari Sino-Thai Engineering, perusahaan konstruksi yang mengerjakan proyek-proyek besar seperti bandara utama Bangkok dan gedung parlemen. 

Ia dikenal sebagai politikus berpengalaman yang pernah menjabat sebagai Menteri Kesehatan, Menteri Perdagangan, dan penasihat Kementerian Luar Negeri. Anutin juga menjadi sorotan karena berhasil mempelopori dekriminalisasi ganja pada 2022, yang memicu ledakan toko-toko ganja di Thailand.

Meski berasal dari dinasti politik dan bisnis—ayahnya pernah menjabat sebagai perdana menteri sementara pada 2008—Anutin dikenal sebagai pribadi yang merakyat. Dijuluki “Noo” (tikus dalam bahasa Thai), ia sering tampil di media sosial sedang memasak makanan kaki lima atau bermain saksofon, hobi yang ia tekuni di samping menjadi pilot amatir.

Pemilihan Anutin sebagai perdana menteri menjadi tanda perubahan dinamika kekuatan politik di Thailand. Partai Pheu Thai, yang selama dua dekade didominasi oleh keluarga Shinawatra, mengalami pukulan telak setelah Paetongtarn Shinawatra dipecat oleh Mahkamah Konstitusi pada 29 Agustus 2025 karena pelanggaran etik terkait kebocoran telepon dengan mantan pemimpin Kamboja, Hun Sen. 

Anutin, yang sebelumnya menjadi sekutu Pheu Thai dalam koalisi, memilih keluar dari aliansi tersebut pada Juni 2025 setelah skandal tersebut memicu kemarahan publik.

Dukungan dari Partai Rakyat, yang sebelumnya dikenal sebagai Move Forward Party dan memenangkan pemilu 2023 namun diblokir dari pemerintahan oleh faksi konservatif, menjadi kunci kemenangan Anutin. 

Dukungan ini terbilang mengejutkan mengingat Bhumjaithai pernah menentang agenda reformasi Partai Rakyat, termasuk usulan untuk mengamendemen undang-undang penghinaan kerajaan yang kontroversial.

Anutin sebelumnya telah mengumumkan rencana untuk membentuk pemerintahan minoritas dengan dukungan dari tujuh partai dan kelompok yang menguasai 146 kursi parlemen. Kabinetnya diperkirakan akan mengalami perombakan, dengan Bhumjaithai kemungkinan mempertahankan Kementerian Dalam Negeri dan mengambil alih Kementerian Transportasi. Beberapa kementerian seperti Keuangan, Perdagangan, dan Luar Negeri disebut akan diisi oleh teknokrat non-partisan.

Selain janji untuk mengadakan pemilu dalam empat bulan, Anutin juga berencana mendorong reformasi konstitusi dan menghadapi tantangan ekonomi yang tengah melanda Thailand. Ia menyatakan optimismenya dengan mengatakan, “Saya berdoa kepada orang tua saya,” saat ditanya apakah ia mencari restu ilahi sebelum pemungutan suara. (Evu)

Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.


Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Artikel Terkini Lainnya