Anura Kumara Dissanayake Serukan Reformasi Ekonomi dan Keadilan Iklim yang Dihadapi Sri Lanka

Anura Kumara Dissanayake Serukan Reformasi Ekonomi dan Keadilan Iklim yang Dihadapi Sri Lanka

NEW YORK, LELEMUKU.COM – Presiden dan Kepala Negara Republik Sosialis Demokratik Sri Lanka, Anura Kumara Dissanayake, menyampaikan pidato di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80 di New York, Amerika Serikat, pada 23-27 dan 29 September 2025.

Sebagai pemimpin yang baru dilantik pada September 2024, Dissanayake memanfaatkan forum global ini untuk menyoroti isu-isu krusial seperti reformasi ekonomi global, keadilan iklim, dan pemulihan pasca-krisis ekonomi, sambil menegaskan komitmen Sri Lanka terhadap perdamaian dunia dan pembangunan berkelanjutan.

Dalam pidatonya yang disiarkan langsung melalui saluran resmi PBB, Dissanayake, yang berlatar belakang sebagai tokoh Partai Rakyat Janatha Vimukthi Peramuna (JVP) dan advokat reformasi sosial, menekankan bahwa Sri Lanka sedang bekerja untuk pulih dari krisis ekonomi 2022 sambil menghadapi ancaman perubahan iklim.

“Sri Lanka menyerukan sistem ekonomi global yang lebih adil untuk mendukung pemulihan negara berkembang. Kami juga mendesak aksi iklim yang nyata untuk melindungi pulau kami dari kenaikan permukaan laut,” ujar Dissanayake.

Ia merujuk pada banjir dan badai tropis yang melanda Sri Lanka pada 2025, yang merusak infrastruktur dan memperburuk tantangan ketahanan pangan di negara tersebut.

Dissanayake juga menyentuh isu global seperti ketimpangan ekonomi dan krisis kemanusiaan, mendesak negara-negara maju untuk memenuhi komitmen pendanaan iklim sebesar 100 miliar dolar AS per tahun guna mendukung negara berkembang yang rentan terhadap bencana lingkungan.

Sebagai presiden yang memimpin agenda reformasi sosial dan ekonomi, ia menegaskan peran Sri Lanka dalam mendukung inisiatif PBB untuk dialog antar budaya dan pembangunan berkelanjutan, serta memperkuat hubungan dengan negara-negara Asia Selatan melalui SAARC. Pidato ini disambut tepuk tangan dari delegasi Asia Selatan, meskipun beberapa kritikus domestik menilai Dissanayake perlu lebih fokus pada isu korupsi dan kesenjangan sosial di Sri Lanka.

Sidang Umum PBB ke-80, yang dibuka pada 22 September 2025, menjadi panggung bagi lebih dari 150 pemimpin dunia untuk membahas agenda seperti reformasi PBB, konflik Ukraina, dan krisis Gaza.

Dissanayake bertemu dengan Sekretaris Jenderal PBB António Guterres pada 15 Februari 2025 untuk membahas isu ekonomi dan iklim, dan baru-baru ini bertemu dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada 22 September 2025 di sela-sela UNGA, membahas kerja sama dalam perdagangan dan energi terbarukan.

Sebagai pemimpin yang mewakili visi baru Sri Lanka untuk keadilan sosial, Dissanayake menegaskan komitmen negaranya untuk menjadi model pemulihan dan keberlanjutan. Pidatonya menekankan pentingnya solidaritas internasional, dengan harapan Sri Lanka dapat menginspirasi dunia untuk masa depan yang lebih adil dan hijau. “Kami bukan hanya penyintas krisis; kami adalah arsitek masa depan yang inklusif,” tutupnya. (evu)

Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.


Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Artikel Terkini Lainnya