Ahmad Al-Sharaa Serukan Rekonsiliasi dan Pembangunan Suriah di Sidang Umum PBB ke-80
NEW YORK, LELEMUKU.COM – Presiden Republik Arab Suriah, Ahmad Al-Sharaa, menyampaikan pidato di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80 di New York, Amerika Serikat, pada 23-27 dan 29 September 2025.
Sebagai pemimpin yang baru menjabat menyusul transisi politik pada 2025, Al-Sharaa memanfaatkan forum global ini untuk menyoroti isu-isu krusial seperti rekonsiliasi nasional, pembangunan kembali Suriah pasca-konflik, dan kerja sama regional, sambil menegaskan komitmen Suriah terhadap perdamaian dunia dan stabilitas.
Dalam pidatonya yang disiarkan langsung melalui saluran resmi PBB, Al-Sharaa, yang berlatar belakang sebagai tokoh politik dan pemimpin transisi, menekankan bahwa Suriah sedang memasuki fase baru untuk membangun kembali negara setelah lebih dari satu dekade konflik yang menghancurkan.
“Suriah berkomitmen pada rekonsiliasi nasional dan pembangunan kembali. Kami menyerukan dukungan internasional untuk memulihkan stabilitas dan kesejahteraan rakyat kami,” ujar Al-Sharaa.
Ia merujuk pada krisis kemanusiaan di Suriah pada 2025, termasuk kekurangan pangan dan kerusakan infrastruktur akibat konflik berkepanjangan, yang masih memengaruhi jutaan warga.
Al-Sharaa juga menyentuh isu global seperti krisis pengungsi dan perubahan iklim, mendesak komunitas internasional untuk memberikan bantuan kemanusiaan dan mendukung pendanaan iklim sebesar 100 miliar dolar AS per tahun guna membantu negara berkembang, termasuk Suriah, menghadapi dampak lingkungan.
Sebagai presiden transisi yang fokus pada stabilisasi, ia menegaskan peran Suriah dalam mendukung inisiatif PBB untuk dialog antar budaya dan kerja sama regional melalui Liga Arab. Pidato ini disambut tepuk tangan dari delegasi Timur Tengah, meskipun beberapa kritikus internasional menilai Al-Sharaa perlu lebih transparan mengenai reformasi politik dan hak asasi manusia di Suriah.
Sidang Umum PBB ke-80, yang dibuka pada 22 September 2025, menjadi panggung bagi lebih dari 150 pemimpin dunia untuk membahas agenda seperti reformasi PBB, konflik Ukraina, dan krisis Gaza.
Al-Sharaa bertemu dengan Sekretaris Jenderal PBB António Guterres pada 15 Februari 2025 untuk membahas isu kemanusiaan dan perdamaian, dan baru-baru ini bertemu dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada 22 September 2025 di sela-sela UNGA, membahas kerja sama dalam bantuan kemanusiaan dan pembangunan.
Sebagai pemimpin yang mewakili harapan baru Suriah untuk stabilitas, Al-Sharaa menegaskan visi negaranya untuk bangkit dari konflik menuju pembangunan inklusif. Pidatonya menekankan pentingnya solidaritas internasional, dengan harapan Suriah dapat menjadi model rekonsiliasi di Timur Tengah. “Kami bukan hanya penyintas perang; kami adalah arsitek masa depan yang damai,” tutupnya. (evu)
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.
Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri
