Ancaman Baru Kesehatan Paru-paru Mulai Dari Alkohol, Mikroplastik, hingga Stres Kronis

Ancaman Baru Kesehatan Paru-paru Mulai Dari Alkohol, Mikroplastik, hingga Stres Kronis

NEW YORK, LELEMUKU.COM - Selama ini, masyarakat umumnya memahami bahwa dampak alkohol hanya sebatas merusak otak, hati, dan menambah berat badan. Namun, edukator kesehatan Andrew Panella melalui akun X (dulu Twitter) @Longevity_EDU pada awal Agustus 2025 mengungkapkan fakta baru yang mengejutkan. 

Alkohol ternyata juga bisa merusak paru-paru, organ vital yang selama ini lebih sering dikaitkan dengan bahaya rokok atau polusi udara.

Dalam penjelasannya, Panella menyoroti bahwa alkohol tidak hanya menyebabkan kerusakan pada hati dan otak, tetapi juga memicu peradangan pada paru-paru. Alkohol menyebabkan dehidrasi pada jaringan paru, menekan sistem imun, serta meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan. 

Lebih jauh, konsumsi alkohol secara rutin terbukti mengganggu proses pemulihan tubuh secara menyeluruh, sehingga memperbesar risiko komplikasi apabila seseorang terpapar penyakit pernapasan seperti flu, bronkitis, maupun pneumonia. Sayangnya, risiko ini masih belum banyak disadari masyarakat, sebab edukasi soal efek alkohol pada paru-paru memang belum sepopuler edukasi tentang kerusakan hati akibat minuman keras.

"Alkohol menyebabkan peradangan, dehidrasi, menekan sistem kekebalan tubuh, dan meningkatkan risiko infeksi paru-paru. Bahkan, kebiasaan minum alkohol secara rutin juga dapat merusak proses pemulihan tubuh," ungkap Panella dalam cuitannya pada 5 Agustus 2025.

Ancaman berikutnya datang dari mikroplastik, partikel plastik super kecil yang kini ditemukan di hampir seluruh aspek kehidupan sehari-hari. Mikroplastik, kata Panella, tidak hanya mengendap di lautan atau tanah, tetapi juga kerap kali terhirup ke dalam saluran napas manusia melalui udara, debu rumah, air minum, hingga serat pakaian yang terbuat dari bahan sintetis seperti polyester. 

Kehadiran mikroplastik dalam tubuh manusia memicu peradangan pada jaringan paru-paru. Lebih buruk lagi, mikroplastik mampu membawa serta racun-racun kimia berbahaya yang menempel di permukaannya ke dalam saluran napas, sehingga meningkatkan risiko gangguan pernapasan, alergi, bahkan kanker paru-paru. 

Lingkungan rumah tangga sendiri kini menjadi salah satu sumber utama paparan mikroplastik, terutama dari debu dan pakaian berbahan sintetis yang digunakan sehari-hari.

Bukan hanya faktor eksternal, ternyata ancaman pada kesehatan paru-paru juga datang dari dalam diri sendiri, yakni stres kronis. Banyak orang mengira stres hanyalah masalah mental yang hanya mempengaruhi suasana hati atau kualitas tidur. 

Namun, Panella menegaskan, stres kronis juga berdampak langsung pada paru-paru. Dalam kondisi stres berkepanjangan, kekebalan tubuh, termasuk imunitas paru-paru, akan menurun. Akibatnya, paru-paru jadi rentan terinfeksi virus atau bakteri. 

Stres juga meningkatkan peradangan di saluran pernapasan dan memicu pola napas yang dangkal dan pendek, sehingga tubuh kekurangan asupan oksigen. Kurangnya oksigen dalam tubuh memicu penurunan stamina dan membuat seseorang lebih mudah lelah serta berisiko mengalami infeksi saluran napas berulang.

"Stres kronis menurunkan kekebalan paru-paru, meningkatkan peradangan saluran napas, dan menyebabkan pola napas dangkal. Akibatnya, tubuh kekurangan oksigen dan risiko infeksi meningkat," jelas Panella.

Melalui penjelasan panjangnya, Andrew Panella juga mengingatkan masyarakat untuk menjaga kesehatan paru-paru dengan berbagai langkah sederhana namun efektif. Ia menekankan pentingnya menjaga hidrasi tubuh dengan cukup minum air putih setiap hari, mengelola stres dengan baik, serta mengurangi atau bahkan menghindari konsumsi alkohol. 

Selain itu, masyarakat disarankan lebih memperhatikan kualitas udara di dalam rumah, baik dengan cara rajin membersihkan debu menggunakan vacuum cleaner, memilih pakaian berbahan alami alih-alih polyester, hingga menggunakan alat penyaring udara yang berkualitas seperti HEPA filter. Meningkatkan asupan vitamin D alami dari sinar matahari, memperbaiki postur tubuh terutama saat bekerja di depan layar, dan menerapkan pola makan sehat yang anti-inflamasi juga sangat dianjurkan agar paru-paru selalu berada dalam kondisi prima.

Ia mengatakan kalau kesehatan paru-paru kini menghadapi tantangan baru di era modern, tidak hanya dari polusi udara dan asap rokok, tapi juga dari gaya hidup, limbah mikroplastik, serta tekanan psikologis. 

"Paru-paru adalah aset utama bagi kualitas hidup. Jaga dari sekarang agar tidak menyesal di masa depan," tutup Panella dalam edukasinya. (Evu)

Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.


Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Artikel Terkini Lainnya