Stigma Terhadap Tudingan Penyihir di Gambia Masih Bertahan Lebih dari Satu Dekade Setelah Rezim Jammeh

Stigma Terhadap Tudingan Penyihir di Gambia Masih Bertahan Lebih dari Satu Dekade Setelah Rezim Jammeh

BANJUL, LELEMUKU.COM - Sebuah studi terbaru pada 23 Juli 2025 mengungkapkan bahwa stigma terhadap warga Gambia yang dituduh sebagai penyihir masih berlangsung, meskipun lebih dari satu dekade telah berlalu sejak berakhirnya rezim otoriter Yahya Jammeh. 

Selama masa pemerintahannya, terutama pada Maret 2009, sekitar 1.000 orang ditangkap dan dipaksa mengonsumsi ramuan beracun yang menyebabkan banyak di antaranya menderita gangguan kesehatan jangka panjang dan trauma psikologis.

Penelitian yang didanai oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa ini melibatkan wawancara dengan korban dan keluarga mereka dari desa-desa yang paling terdampak. 

Hasilnya menunjukkan bahwa banyak individu yang dituduh masih menghadapi pengucilan sosial, kehilangan peran dalam komunitas, dan kesulitan ekonomi akibat stigma yang terus melekat. 

Dalam beberapa kasus, keluarga dan masyarakat mereka enggan menerima mereka kembali, bahkan setelah lebih dari sepuluh tahun berlalu.

Organisasi seperti WAVE Gambia, yang didirikan pada 2019, telah bekerja untuk mendukung para penyintas dengan memberikan bantuan psikososial dan membantu mereka mengakses layanan kesehatan di daerah-daerah terpencil seperti Makumbaya.

Pemerintah Gambia telah berkomitmen untuk menangani dampak dari perburuan penyihir ini melalui rekomendasi dari Komisi Kebenaran, Rekonsiliasi, dan Reparasi (TRRC). 

Implementasi nyata dari rekomendasi tersebut masih menghadapi tantangan, dan banyak korban yang belum menerima kompensasi atau pengakuan resmi atas penderitaan mereka. (EVu)

Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.


Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Artikel Terkini Lainnya