Pemerintah Amerika Rilis 230.000 Halaman Dokumen Pembunuhan Martin Luther King Jr

Pemerintah Amerika Rilis 230.000 Halaman Dokumen Pembunuhan Martin Luther King Jr

NEW YORK, LELEMUKU.COM – Pemerintah Amerika Serikat baru-baru ini merilis lebih dari 230.000 halaman dokumen terkait pembunuhan tokoh hak-hak sipil Dr. Martin Luther King Jr. yang terjadi pada tahun 1968. 

Ini adalah pertama kalinya dokumen-dokumen ini dipublikasikan secara daring dalam satu koleksi lengkap dengan penyuntingan minimal, memberikan gambaran lebih jelas tentang investigasi yang telah berlangsung hampir enam dekade.

Rilis ini merupakan hasil dari arahan mantan Presiden Donald Trump, yang sebelumnya juga memerintahkan deklasifikasi dokumen terkait pembunuhan Presiden John F. Kennedy dan Senator Robert F. Kennedy. 

Banyak dari dokumen yang baru dipublikasikan tersebut sebelumnya belum pernah didigitalkan dan telah tersimpan di berbagai arsip pemerintah selama puluhan tahun. Beberapa dokumen memang telah tersedia melalui permintaan UU Kebebasan Informasi (FOIA), namun baru kali ini dirilis secara terbuka dan lengkap.

Dokumen yang dibuka mencakup memo internal FBI, laporan penyelidikan, hasil pengawasan, hingga informasi intelijen CIA mengenai James Earl Ray, pria yang dihukum atas pembunuhan King. Termasuk dalam koleksi tersebut adalah rincian pelarian Ray ke luar negeri, pengejaran internasional, serta penangkapannya.

Dr. Martin Luther King Jr. dibunuh pada 4 April 1968 di Memphis, Tennessee. Ray mengaku bersalah atas pembunuhan tersebut dan dijatuhi hukuman 99 tahun penjara, meskipun kemudian ia menarik pengakuannya dan terus mengklaim dirinya tidak bersalah hingga meninggal dunia pada 1998.

Meskipun keluarga King diberikan akses awal terhadap dokumen tersebut dua minggu sebelum dirilis ke publik, dua anak Dr. King yang masih hidup—Martin Luther King III dan Bernice King—mengungkapkan kegelisahan mereka terhadap publikasi ini. 

Mereka menyatakan bahwa meskipun mereka memahami ketertarikan publik, pembunuhan ayah mereka adalah kehilangan pribadi yang mendalam. Mereka juga mengimbau agar dokumen ini dipahami dalam konteks sejarah dan etika yang menyeluruh.

Selain itu, keluarga King mengutuk pengawasan yang dilakukan FBI terhadap Dr. King selama kepemimpinan J. Edgar Hoover, yang mereka sebut sebagai kampanye disinformasi yang "invasif, predator, dan sangat mengganggu."

Keluarga King juga mengacu pada hasil persidangan sipil pada tahun 1999 di Memphis, Tennessee, yang menyatakan bahwa seorang pria bernama Loyd Jowers dan sejumlah konspirator, termasuk lembaga pemerintah, bertanggung jawab atas pembunuhan King. 

Keputusan tersebut bertentangan dengan temuan resmi pemerintah AS, yang menyatakan bahwa James Earl Ray bertindak sendiri.

Departemen Kehakiman AS (DOJ) dalam penyelidikannya pada tahun 1977 dan 2000 menyimpulkan bahwa Ray bertindak sendirian, sementara Komite Khusus DPR AS untuk Pembunuhan pada akhir 1970-an menyatakan bahwa pembunuhan King "kemungkinan besar hasil konspirasi," meskipun tidak menemukan bukti langsung keterlibatan pemerintah.

Rilis besar-besaran dokumen ini mengikuti pembukaan arsip pembunuhan Presiden John F. Kennedy pada bulan Maret dan Senator Robert F. Kennedy pada April 2025, yang menunjukkan upaya yang lebih besar untuk meningkatkan transparansi terkait beberapa pembunuhan politik paling kontroversial dalam sejarah AS. (Evu)

Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.


Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Artikel Terkini Lainnya