Iran dan Pakistan Deportasi Massal Warga Afghanistan, Total Capai 2,2 Juta Orang dalam 2 Tahun
TEHERAN, LELEMUKU.COM – Pemerintah Iran meluncurkan salah satu operasi deportasi terbesar dalam sejarah, dengan memulangkan sekitar 600.000 migran ilegal asal Afghanistan dalam enam minggu terakhir.
Menurut laporan Visegard pada Minggu, 13 Juli 2025, dalam sepuluh hari terakhir saja, jumlah deportasi melonjak drastis dengan 30.000 hingga 50.000 migran dideportasi setiap hari.
Langkah serupa juga telah dilakukan Pemerintah Pakistan sejak September 2023, dengan hasil 1,6 juta warga Afghanistan dideportasi hingga saat ini.
Gabungan dari dua negara tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 2,2 juta warga Afghanistan telah dipulangkan secara paksa dalam dua tahun terakhir.
Kampanye deportasi ini dilakukan menyusul kekhawatiran terhadap meningkatnya jumlah migran tanpa dokumen dan tekanan sosial-ekonomi di negara penerima.
Pemerintah Iran dan Pakistan belum memberikan rincian lebih lanjut terkait proses pemulangan maupun bantuan kemanusiaan yang disediakan bagi warga yang dipulangkan.
Seorang pejabat imigrasi Iran yang enggan disebutkan namanya mengatakan, “Kami menjalankan aturan hukum. Warga negara asing yang berada secara ilegal di wilayah kami harus dikembalikan ke negara asal mereka.”
Pernyataan serupa juga dilontarkan otoritas Pakistan yang menyebut deportasi dilakukan atas dasar kepentingan keamanan nasional.
Sementara itu, Eropa tercatat telah menerima sekitar 1 juta migran Afghanistan sejak krisis migrasi Eropa pada musim panas 2015. Namun, sebagian pihak menyatakan keprihatinan karena migran asal Afghanistan disebut sangat terwakili dalam statistik kriminal di Eropa, termasuk kejahatan seksual, kejahatan ringan, kekerasan fisik, dan pembunuhan.
Meski demikian, negara-negara Eropa dinilai belum mampu atau belum bersedia untuk mendeportasi migran Afghanistan dalam jumlah signifikan.
Deportasi massal ini mejadi tantangan global negara terkait dalam menangani migrasi, pengungsi, dan kebijakan suaka yang kompleks di tengah dinamika geopolitik dan tekanan domestik di negara-negara penerima. (Evu)
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.
Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri
