Inilah Kronologi Serangan Udara dan Roket di Perbatasan Thailand - Kamboja
BANGKOK, LELEMUKU.COM — Konflik bersenjata kembali meletus di perbatasan Thailand-Kamboja pada Kamis pagi, 24 Juli 2025, menyusul serangkaian insiden militer yang memicu eskalasi cepat antara kedua negara.
Ketegangan ini memperburuk sengketa wilayah yang telah berlangsung selama puluhan tahun, khususnya di sekitar kompleks kuil kuno yang disengketakan.
Berdasarkan laporan militer dari "2ND ARMY REGION" Thailand, insiden bermula sekitar pukul 07.35 hingga 08.20 waktu setempat, ketika pasukan Kamboja terdeteksi bergerak mendekati perbatasan dengan membawa senjata berat.
Drone Kamboja terlihat terbang di atas kawasan Kuil Ta Muen Thom, sementara sejumlah tentara yang dilaporkan membawa peluncur granat roket (RPG) maju ke arah pangkalan operasi Thailand. Tak lama kemudian, terdengar tembakan dilepaskan di dekat kompleks kuil tersebut.
Sekitar pukul 09.40, militer Thailand mengklaim bahwa pasukan Kamboja meluncurkan roket BM-21 dari wilayah pegunungan dan menyasar kawasan Prasat Don Tau.
Serangan tersebut, menurut pihak Thailand, menargetkan area sipil dan menimbulkan kerusakan besar.
Beberapa ledakan juga dilaporkan mengenai fasilitas umum seperti toko serba ada 7-Eleven, rumah warga, dan Rumah Sakit Phanom Dong Rak, yang mengakibatkan jatuhnya korban sipil, meskipun angka pasti belum dirilis secara resmi.
Menanggapi tuduhan tersebut, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen melalui unggahan Facebook pada pukul 09.42 menyatakan bahwa pasukan Khmer "tidak menembak lebih dulu", ia menyiratkan bahwa Thailand memulai konfrontasi tersebut.
Konflik Lanjutan
Konflik terbaru ini merupakan kelanjutan dari ketegangan yang meningkat sejak Mei 2025, saat pertempuran fatal terjadi di daerah sengketa.
Selain itu, insiden ledakan ranjau darat yang menyebabkan beberapa tentara Thailand terluka, serta kebijakan larangan perdagangan dan penutupan perbatasan, semakin memperburuk hubungan bilateral.
Sengketa ini berakar dari persoalan lama terkait klaim wilayah atas kawasan kuil kuno seperti Preah Vihear, yang berdasarkan peta kolonial Prancis tahun 1907 telah menjadi sumber ketidaksepakatan.
Meskipun Mahkamah Internasional (ICJ) pada 1962 menyatakan bahwa kuil tersebut berada di wilayah Kamboja, garis batas sekitarnya masih menjadi titik sengketa.
Situasi di kawasan perbatasan saat ini sangat memprihatinkan, dengan aktivitas militer intensif dari kedua belah pihak.
Upaya diplomatik untuk meredakan konflik tampaknya terhenti, dan baik Thailand maupun Kamboja belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai langkah deeskalasi atau perundingan damai.
Komunitas internasional mulai menaruh perhatian terhadap konflik ini, mengingat dampaknya yang bisa mengganggu stabilitas kawasan Asia Tenggara yang selama ini relatif damai. Pengamat menyebut bahwa jika tidak segera dikendalikan, insiden ini bisa berkembang menjadi konfrontasi bersenjata yang lebih luas.
Hingga kini, situasi di perbatasan masih belum sepenuhnya kondusif, dan warga di sekitar lokasi bentrokan dilaporkan mengungsi ke tempat yang lebih aman. (Evu)
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.
Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri
