Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa Bermain Basket dengan Setelan Formal, Ciptakan Kontroversi di Tengah Transisi Politik

DAMASKUS, LELEMUKU.COM — Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa dan Menteri Luar Negeri Asaad al-Shibani menjadi sorotan setelah terlihat bermain basket mengenakan setelan formal, seperti yang dibagikan oleh media Rusia, RT pada 6 Mei 2025. 

Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa dan Menteri Luar Negeri Asaad al-Shibani menjadi sorotan setelah terlihat bermain basket mengenakan setelan formal, seperti yang dibagikan oleh media Rusia, RT pada 6 Mei 2025. https://t.co/B7NNc6TkvZ pic.twitter.com/usoW2EJJXw

— Lelemuku.com | Lelemuku (@LelemukuCo) May 6, 2025

Aksi ini tampaknya merupakan bagian dari upaya al-Sharaa untuk tampil lebih dekat dengan rakyat Suriah, terutama selama masa transisi politik setelah penggulingan Presiden Bashar al-Assad.

Sejak menjabat sebagai presiden sementara pada Januari 2025, al-Sharaa berusaha membangun citra baru sebagai pemimpin yang lebih mudah dijangkau, meski negara masih menghadapi berbagai tantangan besar. 

Salah satu upaya tersebut adalah menunjukkan sisi lebih manusiawi dengan terlibat dalam kegiatan sosial, seperti bermain basket bersama menteri luar negeri. 

Beberapa pihak menganggap tindakan ini sebagai cara yang efektif untuk menghumanisasi pemimpin, memperlihatkan sisi manusiawi al-Sharaa di tengah transisi politik yang penuh tekanan.

Namun, tidak semua pihak melihatnya secara positif. Ada yang menganggap tindakan tersebut sebagai kurang pantas, mengingat situasi sulit yang dihadapi Suriah, termasuk kebutuhan mendesak untuk pembangunan kembali infrastruktur negara yang hancur akibat perang dan masalah hak asasi manusia yang belum terselesaikan. 

Beberapa pengamat berpendapat bahwa al-Sharaa seharusnya lebih fokus pada upaya memperbaiki kondisi negara ketimbang menunjukkan sisi santai melalui olahraga.

Bagi sebagian kalangan, meski aksi ini dapat memperkuat citra al-Sharaa sebagai pemimpin yang lebih akrab dengan rakyat, tantangan utama Suriah tetaplah jauh lebih kompleks, mencakup perdamaian yang stabil dan penguatan hak-hak dasar rakyat yang terpinggirkan. 

Sebagai presiden sementara, al-Sharaa berada di bawah tekanan besar untuk memperlihatkan kemajuan nyata dalam pemerintahan yang inklusif dan pembangunan pascakonflik. (Evu)