Khawaja Asif Klaim 4 Jet Tempur Rafale Milik India di Ganggu Militer Pakistan
ISLAMABAD, LELEMUKU.COM - Ketegangan antara India dan Pakistan kembali meningkat setelah Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Asif, mengklaim bahwa empat jet tempur Rafale milik Angkatan Udara India (IAF) mengalami gangguan elektronik oleh pesawat tempur J-10C milik Angkatan Udara Pakistan (PAF) di dekat perbatasan pada malam 29 hingga 30 April 2025.
Menurut Asif, radar dan sistem komunikasi Rafale "dibutakan", memaksa mereka melakukan pendaratan darurat di Pangkalan Udara Srinagar.
Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan setelah serangan mematikan di Pahalgam, Kashmir, pada 22 April yang menewaskan 26 wisatawan.
India menuduh kelompok militan yang berbasis di Pakistan bertanggung jawab atas serangan tersebut, sementara Pakistan membantah keterlibatan dan menyerukan penyelidikan internasional yang netral.
Menurut laporan dari media Pakistan, jet Rafale India yang dilengkapi dengan rudal Spice 2000 berjarak jauh terbang mendekati wilayah udara Pakistan tanpa melintasi Garis Kontrol (LoC).
PAF merespons dengan mengerahkan pesawat J-10C yang dilengkapi dengan sistem peperangan elektronik canggih. Sistem ini diduga berhasil mengganggu radar dan komunikasi Rafale, menyebabkan kehilangan koordinasi dan memaksa mereka untuk mundur dan mendarat darurat di Srinagar.
Menteri Asif menyatakan bahwa insiden ini menunjukkan kesiapan dan kemampuan pertahanan Pakistan dalam menghadapi potensi agresi.
Ia juga menekankan bahwa meskipun tidak ada tindakan lebih lanjut dari India setelah insiden tersebut, ancaman tetap ada dan Pakistan harus tetap waspada.
Sementara itu, India belum memberikan pernyataan resmi terkait klaim ini. Namun, situasi di kawasan tetap tegang, dengan kedua negara meningkatkan kewaspadaan militer mereka.
Komunitas internasional, termasuk Amerika Serikat dan Perserikatan Bangsa-Bangsa, telah menyerukan kedua belah pihak untuk menahan diri dan mencari solusi diplomatik guna mencegah eskalasi lebih lanjut.
Insiden ini menyoroti betapa rapuhnya stabilitas di kawasan Asia Selatan, di mana dua negara bersenjata nuklir dapat dengan cepat terlibat dalam konfrontasi militer akibat insiden yang tidak diinginkan. Diperlukan upaya diplomatik yang intensif untuk meredakan ketegangan dan mencegah konflik berskala besar. (Evu)
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.
Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri
