-->

MTB Butuh Psikolog dan Rumah Aman Anak

SAUMLAKI, LELEMUKU.COM – Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3APPKB) Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), Provinsi Maluku menyampaikan kendala dalam program Perlindungan Anak khususnya pendampingan kasus kekerasan anak di MTB adalah pakar kejiwaan atau psikolog dan Rumah Aman Anak (RAA).

“Yang saya masih kurang disini adalah seorang psikolog untuk melihat anak ini punya kejiwaan dan untuk pendampingan dibutuhkan rumah aman,” kata Kepala Seksi Perlindungan Anak Dinas P3APPKB, Ancelina Titirloloby S.sos kepada Lelemuku.com beberapa waktu lalu di ruang kerjanya.

Ancelina mengungkapkan terkait dengan kejiwaan anak pihaknya hanya menjangkau secara umum saja dan terbatas untuk hal-hal yang mendasar.

“Menjawab kebutuhan kejiwaannya korban kami berusaha sebaik-baiknya, jadi kami merangkap sebagai pendamping sekaligus psikolog. Jadi bagaimana caranya berusaha mengolah terus, bagaimana caranya untuk pendampingan terhadap anak punya kejiawaannya itu. Kami berusaha untuk dengar keluhan, sakit hatinya. Kami berupaya bagaimana supaya anak itu terhindar atau terbebas dan janganlah terlarut pada kesedihan dan trauma yang mereka alami.,’ ungkap dia.

Kepala seksi Perlindungan Anak ini juga mengatakan fungsi dari Rumah Aman Anak adalah upaya untuk mengembalikan kepercayaan diri dari korban kekerasan.

“Biar anak yang trauma dengan permasalahan ini langsung dilanjutkan kepada rumah aman, agar di dalam rumah aman ini kami ada rencana atau program untuk mengembalikan kepercayaan diri untuk anak tersebut mampu kembali beradaptasi dengan teman, masyarakat, lingkungan dan keluarganya masing-masing,” kata ia.

Anchelina menambahkan kasus pelecehan seksual yang menimpa anak di Kepualauan Tanimbar sangat meningkat dari tahun ke tahun.

“Pelecehan seksual memang sangat meningkat dari beberapa macam kasus anak itu ada pelecehan seksual, pemerkosaan itu semua seimbang, Semoga oknum pelaku dapat mendapatkan efek jerah supaya kasus-kasus ini bisa menurun dari tahun 2016 dan 2017,” tambah ia.

Ia juga mengutakan yang menjadi kendala penanganan dalam keluarga korban adalah masalah perekonomian yang masih kurang.

“Memang terlihat dari perekonomian juga, misalnya untuk korban yang sudah kena kasus ini dan dengan masalah perekonomian yang kurang, mereka juga terhambat. Maksudnya mungkin karena keadaan sudah seperti begitu anak-anak jadi tidak bisa mendapatkan pendampingan lebih” ujar Anchelina.

Iapun berharap semoga di tahun 2018 ini Pemerintah Daerah bisa membantu pihaknya dengan mengupayakan psikolog dan rumah aman untuk pendampingan kasus kekerasan pada anak yang kian meningkat di Bumi Duang Lolat.

“Saya cuma mengharapkan pemerintah bisa membantu kami untuk mendatangkan seorang psikolog untuk melihat kejiwaan anak-anak bumi duang lolat ini apabila mereka tertimpah masalah-masalah yang memang sangat memberatkan kejiwaan mereka dan rumah aman ini bisa ada biar anak-anak ini bisa tinggal disana, biar mereka jangan terkekak lagi oleh orang tua, atau masyarakat sekitar, kerabat, teman-teman sebaya mereka yang mengucilkan mereka,” pinta dia. (Laura Sobuber)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel



Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com selain "" di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Iklan Bawah Artikel